Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) kembali menegaskan komitmen untuk memperkuat interoperabilitas melalui serangkaian latihan gabungan yang akan dilaksanakan di wilayah Indonesia dan Australia. Fokus utama dari latihan gabungan kali ini adalah peningkatan kemampuan kedua angkatan bersenjata dalam bekerja sama secara efektif dalam berbagai skenario operasi, mulai dari penanggulangan bencana hingga operasi keamanan maritim. Pengumuman resmi mengenai detail latihan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dan Menteri Pertahanan Australia, Mr. Richard Marles, yang berlangsung di Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat, pada hari Kamis, 15 Mei 2025.
Menurut Bapak Prabowo Subianto, latihan gabungan yang direncanakan ini merupakan kelanjutan dari kerja sama pertahanan yang telah terjalin erat antara Indonesia dan Australia selama bertahun-tahun. Beliau menekankan bahwa interoperabilitas yang kuat sangat penting untuk menghadapi tantangan keamanan regional yang semakin kompleks. “Melalui latihan bersama di berbagai medan dan skenario, kita dapat meningkatkan pemahaman taktis dan operasional masing-masing angkatan, sehingga mampu bertindak lebih efektif ketika menghadapi ancaman bersama,” ujarnya.
Rangkaian latihan gabungan ini akan dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama akan dilaksanakan di beberapa lokasi di Indonesia, termasuk Pusat Pendidikan dan Latihan TNI AD di Cipatat, Jawa Barat, pada tanggal 1 hingga 7 Juli 2025, dengan fokus pada operasi darat gabungan dan prosedur koordinasi lintas matra. Bagian kedua akan berlangsung di pangkalan militer Australia di Perth dan Darwin pada tanggal 15 hingga 21 Juli 2025, dengan penekanan pada operasi maritim dan udara gabungan, termasuk latihan patroli bersama dan simulasi penanganan ancaman di laut. Diperkirakan total lebih dari 3.500 personel dari kedua negara akan terlibat dalam keseluruhan rangkaian latihan ini.
Mr. Richard Marles menyambut baik inisiatif latihan gabungan ini dan menekankan pentingnya kerja sama pertahanan yang erat antara Australia dan Indonesia sebagai dua negara tetangga yang strategis. Beliau menyatakan bahwa latihan gabungan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan militer kedua negara, tetapi juga memperkuat hubungan personal antar personel dan membangun rasa saling percaya. “Kami sangat menghargai kesempatan untuk berlatih bersama dengan TNI di Indonesia dan Australia. Ini adalah investasi penting dalam keamanan regional kita bersama,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri Pertahanan juga membahas pentingnya pertukaran informasi dan intelijen serta kerja sama dalam mengatasi isu-isu keamanan non-tradisional seperti terorisme dan kejahatan lintas negara. Latihan gabungan ini diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk meningkatkan koordinasi dalam aspek-aspek tersebut. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo turut hadir dalam pertemuan tersebut dan memberikan masukan terkait detail pelaksanaan latihan dari perspektif masing-masing matra.
Persiapan teknis untuk latihan gabungan ini terus dimatangkan oleh tim perencanaan gabungan dari TNI dan ADF. Rapat koordinasi lanjutan dijadwalkan akan berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada tanggal 22 Mei 2025, untuk membahas finalisasi skenario latihan dan pembagian tanggung jawab masing-masing unit yang terlibat. Diharapkan, pelaksanaan latihan gabungan ini akan berjalan sukses dan semakin memperkokoh interoperabilitas antara TNI dan ADF dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik.