Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, keamanan dan kedaulatan wilayah laut adalah harga mati bagi Indonesia. Di sinilah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) memegang peran vital, bertanggung jawab mengamankan perairan Nusantara yang luas. Dari Laut China Selatan hingga Samudra Hindia, tugas mengamankan perairan ini meliputi penegakan hukum, pertahanan maritim, dan operasi kemanusiaan. Komitmen TNI AL dalam mengamankan perairan adalah fondasi utama bagi stabilitas dan kemakmuran bangsa.
Tugas pokok TNI AL tidak hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga menegakkan hukum di laut yurisdiksi nasional Indonesia, meliputi laut teritorial, zona tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan landas kontinen. Ancaman yang dihadapi beragam, mulai dari penangkapan ikan ilegal (illegal, unreported, and unregulated fishing – IUU Fishing), penyelundupan narkoba dan barang, perompakan, hingga potensi pelanggaran batas wilayah oleh kapal asing. Sebagai contoh, pada bulan Maret 2025, KRI Usman Harun-359 berhasil mengintersepsi sebuah kapal ikan asing berbendera Vietnam yang kedapatan mencuri ikan di perairan Natuna Utara, kemudian menindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Operasi semacam ini adalah rutinitas yang tak kenal lelah.
Selain tugas-tugas tempur dan penegakan hukum, TNI AL juga aktif dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Salah satu peran paling menonjol adalah keterlibatan mereka dalam misi pencarian dan pertolongan (SAR) di laut. Dalam insiden kecelakaan laut, seperti kapal tenggelam atau pesawat jatuh di perairan, personel dan aset TNI AL seringkali menjadi yang pertama tiba di lokasi. Contohnya, saat terjadi insiden kapal penumpang yang mengalami kerusakan mesin di perairan Selat Karimata pada 10 Januari 2025, Komando Armada I segera mengerahkan KRI dan tim penyelam untuk membantu evakuasi ratusan penumpang dengan selamat, menunjukkan kesigapan dan profesionalisme mereka.
Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) menjadi prioritas utama untuk menunjang kemampuan TNI AL. Akuisisi kapal perang permukaan modern, kapal selam, pesawat patroli maritim, dan helikopter anti-kapal selam terus dilakukan. Peningkatan kemampuan deteksi dan pengawasan juga terus dikembangkan untuk mengawasi seluruh wilayah perairan Indonesia yang sangat luas. Latihan gabungan dengan angkatan laut negara sahabat, seperti Latihan Bersama Carat dengan Angkatan Laut Amerika Serikat yang sering diadakan di perairan Indonesia, juga menjadi ajang untuk meningkatkan interoperabilitas dan strategi pertahanan maritim.
Dengan kesiapan tempur yang tinggi, teknologi maritim yang terus diperbarui, dan dedikasi prajurit Jalasena, TNI Angkatan Laut akan terus menjadi pilar utama dalam menjaga kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia. Mereka adalah pahlawan yang tak kenal lelah, yang memastikan laut Nusantara tetap aman dan menjadi urat nadi kehidupan bangsa.