Dalam medan tempur modern, operasi sabotase memainkan peran krusial untuk melumpuhkan kemampuan musuh tanpa harus terlibat dalam pertempuran terbuka yang besar. Di Indonesia, salah satu unit yang sangat diandalkan untuk misi ini adalah Tontaipur, Peleton Intai Tempur dari Kostrad TNI Angkatan Darat. Kemampuan mereka untuk mendekati target senyap, melakukan penghancuran, dan menarik diri tanpa terdeteksi telah menghasilkan dampak nyata pada berbagai skenario. Menguasai target senyap adalah inti dari filosofi operasional mereka, menjadikannya unit yang sangat efektif dan ditakuti.
Pada hari Kamis, 10 Juli 2025, pukul 03.00 WIB dini hari, di sebuah kompleks simulasi musuh di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, unit Tontaipur melaksanakan skenario operasi sabotase terhadap simulasi fasilitas logistik musuh. Dalam skenario tersebut, tim berhasil menyusup tanpa terdeteksi, menanam bahan peledak, dan “melumpuhkan” target. Kolonel Inf. Budi Santoso, Komandan Puslatpur, menjelaskan bahwa kunci keberhasilan dalam mencapai target senyap adalah perencanaan matang, latihan intensif, dan eksekusi yang presisi. “Setiap prajurit Tontaipur dilatih untuk bergerak seperti bayangan, tanpa suara, tanpa jejak,” ujarnya.
Operasi sabotase oleh Tontaipur melibatkan serangkaian langkah yang terintegrasi:
- Pengintaian Pra-Misi: Sebelum operasi dimulai, tim Tontaipur akan melakukan pengintaian mendalam untuk mengidentifikasi target senyap secara akurat, mempelajari pola pergerakan musuh, titik lemah, dan rute infiltrasi serta eksfiltrasi terbaik. Informasi intelijen yang diperoleh sangat vital untuk perencanaan.
- Infiltrasi Diam-diam: Menggunakan teknik kamuflase, navigasi tingkat tinggi, dan pergerakan minim suara, prajurit Tontaipur menyusup ke wilayah musuh, seringkali di bawah penutup kegelapan atau kondisi cuaca ekstrem. Mereka dilatih untuk menghindari patroli, sensor, dan pos pengamatan musuh.
- Penanaman Bahan Peledak atau Kerusakan Fisik: Setelah mencapai target senyap, tim akan menanam bahan peledak dengan presisi atau melakukan kerusakan fisik pada komponen kunci fasilitas musuh. Ini bisa berupa jembatan, generator listrik, depo bahan bakar, tower komunikasi, atau gudang amunisi. Tujuannya adalah melumpuhkan kemampuan operasional musuh tanpa pertempuran besar.
- Exfiltrasi Tanpa Jejak: Setelah tugas selesai, tim akan menarik diri dari lokasi operasi dengan cara yang sama senyapnya saat mereka masuk. Keberhasilan misi juga diukur dari kemampuan tim untuk kembali ke garis aman tanpa meninggalkan jejak atau bukti keberadaan mereka.
Pada 1 Agustus 2025, Kementerian Pertahanan RI mengumumkan program peningkatan kapabilitas unit khusus, termasuk Tontaipur, dengan pengadaan drone pengintai mikro dan sistem sensor pendeteksi dini untuk mendukung misi target senyap dan sabotase. Dengan keahlian yang tak tertandingi dalam operasi target senyap dan kemampuan untuk menghasilkan dampak nyata di belakang garis musuh, Tontaipur terus menjadi salah satu unit paling berharga dan misterius dalam struktur pertahanan Indonesia.