Senjata api merupakan bagian integral dari setiap operasi militer, dan salah satu yang paling terkenal adalah senjata api tipe M16A4. M16A4 adalah versi terbaru dari senapan serbu M16 yang pertama kali digunakan oleh militer Amerika Serikat pada 1960-an. Senjata api ini telah berkembang menjadi salah satu senapan serbu utama yang digunakan oleh banyak angkatan bersenjata di dunia, berkat ketepatannya, keandalan, dan kemampuan modifikasinya yang tinggi.
M16A4 menggunakan kaliber 5.56×45mm NATO dan memiliki sistem pengoperasian gas dengan penutup dan pengunci bolt, memberikan performa yang stabil dan efisien dalam jangka panjang. Senjata api ini dapat menembakkan peluru hingga 950 putaran per menit, dengan jangkauan efektif sekitar 550 meter. Dalam operasi militer yang dilaksanakan oleh TNI pada 25 Maret 2025 di wilayah Cikupa, Banten, Letnan Kolonel Agus Haryanto menjelaskan bahwa M16A4 digunakan oleh pasukan khusus untuk meningkatkan akurasi dalam medan terbuka.
Kelebihan M16A4 yang menonjol adalah bobotnya yang lebih ringan dibandingkan dengan beberapa senapan serbu lainnya, sehingga memudahkan mobilitas pasukan. Selain itu, kemampuan untuk dipasangkan dengan berbagai aksesori seperti bidikan optik dan pelontar granat membuatnya menjadi pilihan utama bagi pasukan di lapangan.
Dalam pemeriksaan oleh Satuan Reskrim Polresta Bandung pada 13 Januari 2025, ditemukan sejumlah kasus penyalahgunaan senjata api jenis M16A4 di kalangan kelompok kriminal bersenjata. Berdasarkan keterangan dari Kapolres Bandung, AKBP Yuda Pratama, meskipun senjata ini sangat efisien dalam pertempuran, keberadaannya di tangan yang salah dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan.
Dengan banyaknya negara yang mengadopsi M16A4, termasuk Indonesia, senjata ini tetap menjadi pilihan utama bagi pasukan yang membutuhkan keakuratan dan kekuatan tembakan yang optimal. Walaupun generasi baru senapan serbu, seperti M4 Carbine, semakin populer, M16A4 tetap dipertahankan karena nilai keandalannya di medan tempur.