Indonesia, sebuah bangsa yang besar, tidak terbentuk dalam semalam. Sejarah integrasi wilayahnya adalah serangkaian pelajaran berharga tentang bagaimana berbagai suku, agama, dan budaya bersatu demi mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang utuh. Memahami sejarah integrasi ini sangat penting untuk terus menjaga keutuhan wilayah dari berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar.
Salah satu pelajaran penting dari sejarah integrasi adalah keberhasilan Indonesia menyatukan wilayah yang secara geografis terpisah oleh lautan. Konsep “Wawasan Nusantara” yang diakui secara internasional melalui Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, menegaskan bahwa laut antar pulau adalah bagian integral dari wilayah Indonesia, bukan pemisah. Pengakuan ini pada akhirnya diperkuat oleh Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) pada tahun 1982, yang mana Indonesia menjadi penandatangan dan meratifikasinya pada 17 Desember 1985. Ini adalah tonggak sejarah yang menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan sejati, menyatukan daratan dan lautan menjadi satu kesatuan wilayah.
Selain integrasi maritim, Indonesia juga berhasil menyatukan wilayah yang memiliki latar belakang politik dan kultural berbeda. Proses integrasi Papua Barat (sebelumnya Irian Barat) ke dalam NKRI melalui Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) pada tahun 1969 adalah contoh kompleksnya sejarah integrasi yang melibatkan diplomasi internasional dan pendekatan kemanusiaan. Meski melalui proses yang panjang dan penuh dinamika, hasil Pepera yang diakui PBB menegaskan status Papua Barat sebagai bagian tak terpisahkan dari Indonesia.
Pelajaran lain yang tak kalah penting adalah bagaimana menghadapi ancaman disintegrasi. Berbagai gerakan separatis yang muncul di beberapa daerah sepanjang sejarah telah berhasil diatasi berkat pendekatan yang komprehensif, menggabungkan kekuatan militer dengan dialog, pembangunan ekonomi, dan keadilan sosial. Misalnya, penyelesaian konflik Aceh melalui perjanjian damai Helsinki pada 15 Agustus 2005 menunjukkan bahwa dialog dan rekonsiliasi dapat menjadi solusi efektif untuk menjaga keutuhan. Semua ini menegaskan bahwa menjaga keutuhan wilayah NKRI membutuhkan lebih dari sekadar kekuatan bersenjata; ia memerlukan persatuan, keadilan, dan kesadaran akan sejarah integrasi yang telah membentuk kita sebagai satu bangsa. Dengan terus belajar dari masa lalu, kita bisa menghadapi tantangan di masa depan dan memastikan Indonesia tetap utuh.