Di tengah meningkatnya ancaman siber yang dapat berujung pada insiden kebocoran data, Komandan Militer Indonesia telah mengambil langkah strategis dengan menyiapkan penjaringan khusus bagi personel siber. Upaya ini menunjukkan keseriusan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam memperkuat kapabilitas pertahanan digitalnya, memastikan perlindungan informasi penting negara dari berbagai bentuk serangan siber. Komandan Militer menyadari bahwa menghadapi insiden data memerlukan tim yang sangat terlatih dan responsif.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, menyatakan bahwa personel yang berhasil lolos penjaringan ini akan mendapatkan pendidikan khusus dan harus memiliki keahlian mendalam di bidang teknologi informasi. Ini mencakup kemampuan untuk menganalisis serangan, mengamankan jaringan, dan merespons kebocoran data secara cepat dan efektif. Pentingnya program ini adalah bahwa TNI juga membuka kesempatan bagi talenta dari kalangan sipil, menunjukkan pendekatan inklusif dalam mencari keahlian terbaik untuk menjaga keamanan siber nasional. Ini adalah bukti bahwa Komandan Militer serius dalam menghadapi ancaman yang berkembang ini.
Selain penjaringan personel, doktrin operasional tim siber yang ada pun akan diubah agar lebih fokus pada deteksi dini dan mitigasi insiden data. Evaluasi komprehensif terhadap sumber daya manusia dan peralatan siber yang dimiliki saat ini juga akan dilakukan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa TNI memiliki tim yang adaptif, siap untuk mengidentifikasi celah keamanan, dan mampu merespons setiap ancaman siber dengan efisien, demi menjaga integritas data dan sistem pertahanan negara.
Sebagai contoh, dalam sebuah simulasi penanganan insiden siber skala besar yang diadakan di Pusat Komando Siber TNI pada hari Selasa, 20 Mei 2025, Jenderal Agus Subiyanto secara langsung mengamati kinerja tim. Seorang pakar keamanan siber dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), yang hadir sebagai peninjau pada 21 Mei 2025, memuji “kesigapan TNI dalam mempersiapkan diri menghadapi ancaman yang terus berkembang.” Laporan dari Divisi Teknologi Informasi Kepolisian Militer pada 19 Mei 2025, juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah upaya phishing yang menargetkan personel militer dalam beberapa bulan terakhir, menekankan urgensi dari penjaringan personel siber ini. Dengan inisiatif strategis ini, Komandan Militer memastikan bahwa TNI tetap menjadi benteng pertahanan terdepan dalam menjaga keamanan informasi penting negara di era digital.