Dari Musuh ke Sekutu: Taktik Kopasgat dalam Menyiapkan Pendaratan Pasukan di Zona Bahaya

Dalam skenario pertempuran, pendaratan pasukan di wilayah yang dikuasai musuh adalah salah satu fase paling berisiko. Di sinilah Taktik Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) TNI Angkatan Udara menjadi sangat krusial, mengubah zona bahaya menjadi area aman untuk pendaratan dan penerjunan pasukan kawan. Kemampuan unik mereka untuk merebut dan mengendalikan pangkalan udara atau area pendaratan strategis adalah kunci keberhasilan operasi militer. Artikel ini akan mengupas bagaimana Taktik Kopasgat memungkinkan hal tersebut.

Proses penyiapan pendaratan di zona bahaya dimulai jauh sebelum pesawat atau pasukan kawan tiba. Tim pendahulu Kopasgat, yang seringkali merupakan unit kecil dan sangat terlatih, diinfiltrasi secara senyap ke wilayah musuh. Mereka bisa diterjunkan dari udara atau masuk melalui jalur darat yang rahasia. Tugas utama mereka adalah mengidentifikasi dan menetralisir ancaman awal, seperti sniper, ranjau, atau unit musuh yang bersembunyi. Mereka juga bertanggung jawab untuk menilai kelayakan landasan pacu atau area pendaratan yang dituju, memastikan tidak ada hambatan fisik atau jebakan yang bisa membahayakan pesawat atau penerjun. Dalam latihan gabungan “Cakra Buana” yang digelar di Lanud Hang Nadim pada 17 April 2025, satu tim penerjun Kopasgat berhasil mengidentifikasi dan menetralkan 10 titik ranjau simulasi dalam waktu kurang dari 20 menit setelah pendaratan.

Setelah area dinyatakan aman, Taktik Kopasgat berlanjut pada penyiapan teknis. Ini bisa meliputi pemasangan sistem panduan pendaratan darurat, penandaan area pendaratan, atau bahkan membersihkan puing-puing di landasan pacu yang rusak. Mereka juga akan mendirikan pos komando sementara untuk mengendalikan lalu lintas udara yang masuk dan memberikan panduan kepada pilot. Kemampuan komunikasi yang canggih dan keahlian air traffic control lapangan menjadi sangat penting dalam fase ini, memastikan koordinasi yang mulus antara pasukan di darat dan unit udara. Bapak Mayor C.P.L. Hendra Wijaya, seorang perwira staf operasi Kopasgat, dalam sebuah briefing internal di Mako Kopasgat pada hari Selasa, 22 Mei 2025, menjelaskan bahwa “kecepatan dan akurasi dalam penyiapan area pendaratan adalah penentu keberhasilan misi keseluruhan.”

Dengan Taktik Kopasgat yang terencana dan terlatih, zona yang semula dikuasai musuh dapat diubah menjadi area pendaratan yang aman bagi pasukan kawan. Kemampuan adaptasi, kecepatan reaksi, dan profesionalisme mereka adalah aset tak ternilai bagi TNI AU, memastikan bahwa dukungan udara dan pendaratan pasukan dapat dilakukan secara efektif di medan operasi mana pun.