Infrastruktur Udara Darurat: Bagaimana Kopasgat Menyiapkan Basis Operasi Kilat

Dalam skenario krisis atau operasi militer di wilayah terpencil, kemampuan untuk mendirikan Basis Operasi udara darurat dengan cepat adalah aset yang tak ternilai. Di sinilah peran Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara menjadi sangat krusial. Mereka adalah unit khusus yang dilatih untuk mengubah medan yang tidak siap menjadi Basis Operasi udara fungsional dalam waktu singkat, memastikan dukungan udara dapat segera diberikan di mana pun dibutuhkan.

Tim Penilai dan Pembangun Cepat

Proses penyiapan Basis Operasi darurat dimulai dengan tim penilai Kopasgat yang diterjunkan terlebih dahulu ke lokasi. Mereka akan mengevaluasi kondisi medan, mengidentifikasi potensi landasan pacu alami atau area yang dapat diadaptasi, serta menganalisis ancaman dan hambatan. Berdasarkan penilaian ini, tim kemudian bergerak cepat untuk membersihkan area, meratakan permukaan, dan jika perlu, membangun landasan pacu darurat dari bahan-bahan yang tersedia di lokasi, seperti pelat baja ringan atau material lain yang dapat digunakan dengan cepat. Kecepatan dan efisiensi adalah kunci utama dalam fase ini.

Fasilitas Pendukung Esensial

Membangun landasan pacu saja tidak cukup; sebuah Basis Operasi yang fungsional membutuhkan fasilitas pendukung esensial. Kopasgat juga bertanggung jawab untuk mendirikan menara kontrol sementara, pos komando lapangan, dan area refueling untuk pesawat. Mereka dilengkapi dengan peralatan portabel dan keahlian untuk mendirikan fasilitas-fasilitas ini dengan cepat, bahkan di lingkungan yang minim infrastruktur. Misalnya, pada latihan penanggulangan bencana berskala besar di Pulau Natuna pada 17 Februari 2025, unit Kopasgat berhasil menyiapkan landasan darurat dan fasilitas refueling dalam waktu kurang dari 24 jam untuk mendukung operasi SAR udara.

Pengamanan dan Pengendalian Lalu Lintas Udara

Selama proses penyiapan dan pengoperasian Basis Operasi darurat, pengamanan perimeter adalah prioritas utama. Pasukan Kopasgat akan menjaga area dari potensi ancaman musuh atau gangguan lainnya, memastikan keselamatan personel dan aset. Bersamaan dengan itu, tim Combat Control Team (CCT) dari Kopasgat akan mengambil alih fungsi kendali lalu lintas udara. Mereka memandu pesawat yang datang, memastikan pendaratan dan lepas landas yang aman, serta mengelola pergerakan udara di sekitar pangkalan. Kemampuan ini sangat vital di area yang tidak memiliki sistem navigasi udara standar.

Kemampuan Kopasgat dalam membangun infrastruktur udara darurat dan basis operasi kilat ini memberikan keuntungan strategis yang signifikan bagi TNI Angkatan Udara. Ini memungkinkan proyeksi kekuatan udara yang lebih cepat dan fleksibel, baik untuk misi tempur, operasi bantuan kemanusiaan, atau tanggap bencana di lokasi-lokasi terpencil. Fleksibilitas dan kecepatan ini menjadikan Kopasgat sebagai unit yang tak tergantikan dalam menghadapi berbagai skenario di lapangan.