Jakarta, 23 Juni 2025 – Dalam medan pertempuran darat yang dinamis, serangan infanteri adalah inti dari setiap operasi ofensif. Kemampuan untuk menembus pertahanan musuh, baik secara senyap maupun dengan kekuatan penuh, adalah kunci keberhasilan. Artikel ini akan mengupas tuntas taktik serangan infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mematikan, dari perembesan yang licin hingga penetrasi yang berdaya hancur, yang menjadi fondasi bagi kemenangan di medan laga.
Salah satu taktik paling canggih dalam mengupas tuntas taktik serangan infanteri adalah perembesan (infiltration). Taktik ini melibatkan gerakan rahasia pasukan dalam kelompok kecil, menyusup melalui celah-celah atau titik lemah dalam garis pertahanan musuh tanpa terdeteksi. Tujuannya adalah untuk mencapai posisi di belakang garis musuh, melakukan sabotase, pengintaian, atau menyiapkan serangan dari arah yang tidak terduga. Perembesan membutuhkan disiplin tinggi, penyamaran sempurna, dan kemampuan bergerak senyap di segala kondisi medan, baik hutan, pegunungan, maupun perkotaan. Sebagai contoh, dalam latihan simulasi pertempuran kota pada Maret 2025 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad Baturaja, unit infanteri berhasil melakukan perembesan ke dalam markas musuh yang dijaga ketat.
Di sisi lain spektrum serangan, ada penetrasi (penetration). Taktik ini digunakan ketika garis pertahanan musuh terlalu kuat untuk dirembesi atau waktu tidak memungkinkan. Penetrasi melibatkan serangan langsung dan terpusat dengan kekuatan besar pada satu titik lemah dalam pertahanan musuh, dengan tujuan menciptakan celah yang bisa dimanfaatkan oleh pasukan lanjutan. Ini sering melibatkan dukungan tembakan artileri dan kendaraan lapis baja untuk membuka jalan bagi infanteri. Setelah garis musuh ditembus, infanteri akan bergerak cepat untuk memperlebar celah dan mengacaukan formasi musuh, memungkinkan eksploitasi dan pengejaran.
Kedua taktik ini, meskipun berbeda dalam pendekatan, sama-sama menuntut perencanaan yang sangat detail, koordinasi yang presisi, dan eksekusi yang cepat dari prajurit. Mengupas tuntas taktik serangan infanteri juga berarti memahami pentingnya intelijen medan, kemampuan navigasi, dan kesiapan tempur individu maupun tim. Pasukan infanteri TNI dilatih secara intensif untuk menguasai berbagai skenario, memastikan mereka dapat beralih antara taktik perembesan dan penetrasi sesuai dengan situasi di lapangan. Mayor Inf. Aditya Pratama, seorang pelatih di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) pada April 2025, menyatakan, “Fleksibilitas dalam menerapkan taktik serangan adalah kunci. Prajurit harus bisa menjadi hantu yang tak terlihat atau badai yang tak terhentikan, sesuai kebutuhan misi.”
Dengan terus mengupas tuntas taktik serangan ini dan mengasahnya melalui latihan keras, infanteri TNI AD memastikan diri sebagai kekuatan darat yang mematikan, siap menghadapi setiap ancaman dan merebut setiap wilayah demi kedaulatan negara.