Dalam strategi pertahanan modern, ancaman udara tidak hanya datang dari pesawat tempur, tetapi juga dari helikopter serang, rudal jelajah, hingga drone yang semakin canggih. TNI Angkatan Darat (AD) menyadari betul pentingnya melindungi aset dan pasukannya dari serangan udara jarak dekat dan menengah, sehingga terus memperkuat Benteng Langit terendahnya melalui modernisasi sistem pertahanan udara (Sishanud).
Sistem Pertahanan Udara (Sishanud) TNI AD berfungsi sebagai lapisan pertahanan udara paling bawah, yang beroperasi di ketinggian rendah hingga menengah. Peran utamanya adalah melindungi titik-titik vital, formasi pasukan, serta aset-aset strategis dari serangan udara musuh. Untuk mewujudkan Benteng Langit yang kokoh, TNI AD mengandalkan kombinasi berbagai alutsista, mulai dari rudal darat-ke-udara hingga meriam anti-pesawat.
Salah satu komponen kunci dari Sishanud TNI AD adalah sistem rudal darat-ke-udara seperti Mistral buatan Prancis dan Starstreak buatan Inggris. Rudal Mistral, dengan sistem man-portable air-defense system (MANPADS) atau dipasang pada kendaraan, memiliki kemampuan untuk mengunci dan menghancurkan target udara berkecepatan tinggi pada jarak pendek. Sementara itu, rudal Starstreak dikenal dengan kecepatan dan presisinya yang luar biasa dalam menyerang target udara rendah, sangat efektif melawan helikopter atau pesawat serang darat. Kombinasi kedua rudal ini memberikan fleksibilitas dan daya tangkal yang signifikan.
Selain rudal, meriam anti-pesawat juga masih menjadi bagian integral dari Benteng Langit ini. Meskipun terlihat konvensional, meriam modern dilengkapi dengan sistem penargetan canggih yang mampu menembak jatuh target udara rendah dengan efektif, terutama dalam menghadapi ancaman drone atau helikopter pada jarak sangat dekat. TNI AD juga terus mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan menetralisir drone musuh melalui unit Litbang (Penelitian dan Pengembangan) internal, dengan beberapa prototipe sistem anti-drone dipamerkan dalam pameran militer regional pada Maret 2025.
Integrasi seluruh elemen Sishanud ini sangat vital. Sistem radar dan komando kendali yang canggih memastikan koordinasi yang mulus antara unit rudal dan meriam, memungkinkan respons cepat terhadap ancaman udara. Latihan rutin, seperti yang dilaksanakan di Pusat Latihan Pertahanan Udara (Puslatrad) TNI AD pada hari Jumat, 20 Juni 2025, bertujuan untuk menguji kesiapan operasional dan kemampuan para prajurit dalam mengidentifikasi serta menetralkan ancaman udara secara efektif. Data dari Kementerian Pertahanan menunjukkan bahwa penguatan Sishanud TNI AD adalah bagian dari Rencana Strategis jangka panjang untuk memastikan keamanan wilayah udara daratan. Dengan kombinasi teknologi modern dan prajurit terlatih, TNI AD siap menjaga keamanan wilayah udaranya sebagai garda terdepan pertahanan.