Dalam doktrin militer modern, Korps Kavaleri sering disebut sebagai “tinju baja” dalam pertempuran darat, dan kekuatan ini bersumber dari Alutsista Lapis Baja yang mereka operasikan. Alutsista Lapis Baja adalah tulang punggung operasional kavaleri, memberikan daya gempur, perlindungan, dan mobilitas yang tak tertandingi di medan perang. Ini adalah fondasi yang memungkinkan pasukan kavaleri melakukan berbagai misi, mulai dari serangan ofensif hingga pengintaian dan dukungan infanteri. Tanpa Alutsista Lapis Baja yang memadai, peran kavaleri sebagai ujung tombak serangan akan sulit tercapai.
Peran utama Alutsista dalam Korps Kavaleri adalah untuk mendobrak pertahanan musuh. Tank tempur utama seperti Leopard 2RI, dengan kanon 120mm yang kuat, mampu menghancurkan sasaran lapis baja dan kubu pertahanan yang sulit ditembus. Daya tembak ini dikombinasikan dengan perlindungan lapis baja yang tebal, memastikan kru di dalamnya relatif aman dari ancaman tembakan langsung, ranjau, atau proyektil anti-tank. Contoh nyata kemampuan ini terlihat dalam latihan tempur gabungan TNI AD “Jaya Yudha” pada 20 April 2025 di daerah latihan Puslatpur Martapura, di mana serangkaian tank menunjukkan penetrasi efektif terhadap sasaran yang disimulasikan.
Selain tank tempur utama, Alutsista juga mencakup beragam kendaraan tempur infanteri (IFV) dan panser angkut personel (APC) seperti Anoa dan M113. Kendaraan-kendaraan ini dirancang untuk mengangkut pasukan infanteri dengan aman ke medan perang, sekaligus menyediakan perlindungan dan dukungan tembakan ringan. Kecepatan dan kemampuan off-road dari panser memungkinkan pasukan bergerak cepat dan mencapai posisi strategis, mengurangi risiko kehilangan personel akibat tembakan musuh. Mobilitas tinggi ini adalah faktor krusial dalam operasi manuver modern.
Inovasi dalam Alutsista Lapis Baja terus berkembang. Selain upgrade pada sistem proteksi dan daya tembak, fokus juga beralih ke integrasi sistem elektronik canggih. Ini termasuk sistem kendali tembakan digital yang presisi, sistem manajemen pertempuran (BMS) yang memungkinkan komunikasi dan koordinasi real-time antarunit, serta sensor dan optik yang ditingkatkan untuk pengintaian dan kesadaran situasional. PT Pindad sendiri terus melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan Alutsista Lapis Baja yang lebih canggih dan sesuai dengan kebutuhan operasi TNI di masa depan.
Pada akhirnya, Alutsista Lapis Baja adalah representasi fisik dari kekuatan, ketangguhan, dan kemampuan adaptasi Korps Kavaleri. Dengan kendaraan-kendaraan yang terus dimodernisasi dan kru yang terlatih, kavaleri menjadi komponen vital dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara, siap menghadapi tantangan di berbagai medan operasi.